Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mempublikasikan catatan akhir tahun
Indonesia di bidang ekonomi. Intinya, dari laporan yang disusun lembaga resmi
think tank pemerintah ini, banyak optimisme yang ditambatkan pada wajah
perekonomian Indonesia di tahun depan.
Dalam
laporan publikasi resmi Bappenas yang diterima Tribunnews.com, Jumat
(28/12/2012), Bappenas menyebutkan, sampai akhir 2012 ini, tingkat pertumbuhan
ekonomi diperkirakan akan tetap tinggi, yaitu sebesar 6,3 persen.
"Ini merupakan modal awal
untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tahun 2013, yang berdasarkan target
pemerintah, pertumbuhan ekonomi tahun 2013 akan mencapai 6,8 persen (mengacu
pada APBN 2013)," kata Kepala Biro Humas dan Tata
Usaha Pimpinan Bappenas Thohir Afandi.
Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi tahun 2013,
yang dirilis Bank Dunia juga memberi harapan. Bank Dunia menyebut bahwa
pertumbuhan ekonomi Indonesia bersama Cina dan sejumlah negara Asia Timur akan
naik di tengah krisis yang masih membelit dunia.
Pada
saat bersamaan, hasil polling terbaru dunia mengungkapkan bahwa masyarakat
Indonesia bersama India dan Brazil adalah yang paling optimis bahwa ekonomi
akan semakin membaik tahun depan, dengan lebih dari tiga perempatnya memberikan
dua jempol mengenai prospek ekonomi global 2013.
Tidak heran, ekonom Universitas Indonesia
Faisal Basri mengatakan “Indonesia
adalah satu-satunya negara yang selama 2009-2012 menunjukkan kecenderungan
pertumbuhan ekonomi yang tidak menurun di tengah terpaan krisis ekonomi global
yang belum berkesudahan sejak 2008.”
Semoga
dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi di tahun 2012 ini, memberikan dampak
positif bagi Indonesia dalam mengawali tahun 2013. Tetapi, ada beberapa catatan
yang harus diperbaiki di tahun 2013 ini yaitu seperti pendidikan di Indonesia.
Organisasi Kerjasama Ekonomi dan
Pembangunan OECD tahun 2012 mengeluarkan laporan tentang
masalah serius dalam dunia pendidikan Indonesia.
Lembaga
itu menyebut, Universitas di Indonesia gagal
mengimbangi booming ekonomi. Sebagai negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi
paling tinggi di dunia, tak ada satupun dari 92 Perguruan Tinggi Negeri atau
3.000 Perguruan Tinggi Swasta Indonesia, yang masuk ranking 400 perguruan
tinggi terbaik dunia, versi lembaga pemeringkat terpercaya: Times Higher
Education.
“Lulusan
Universitas di Indonesia kurang memiliki keterampilan” kata laporan OECD sambil
mengutip survey Bank Dunia, yang menyimpulkan bahwa kesenjangan antara
kemampuan analisis, teknis dan prilaku, mengakibatkan 20 hingga 25 persen
lulusan Universitas di Indonesia, masih membutuhkan pelatihan sebelum siap
masuk ke pasar tenaga kerja.
Inilah persoalan serius:
ekonomi yang tumbuh tinggi membutuhkan tenaga ahli, yang ironisnya tidak mampu
dipenuhi oleh dunia pendidikan. Booming ekonomi kini terancam bom waktu bernama
pendidikan.
Sumber: