Minggu, 30 Desember 2012

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Mengakhiri Tahun 2012



Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mempublikasikan catatan akhir tahun Indonesia di bidang ekonomi. Intinya, dari laporan yang disusun lembaga resmi think tank pemerintah ini, banyak optimisme yang ditambatkan pada wajah perekonomian Indonesia di tahun depan.

Dalam laporan publikasi resmi Bappenas yang diterima Tribunnews.com, Jumat (28/12/2012), Bappenas menyebutkan, sampai akhir 2012 ini, tingkat pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan tetap tinggi, yaitu sebesar 6,3 persen.
"Ini merupakan modal awal untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tahun 2013, yang berdasarkan target pemerintah, pertumbuhan ekonomi tahun 2013 akan mencapai 6,8 persen (mengacu pada APBN 2013)," kata Kepala Biro Humas dan Tata Usaha Pimpinan Bappenas Thohir Afandi.

Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi tahun 2013, yang dirilis Bank Dunia juga memberi harapan. Bank Dunia menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia bersama Cina dan sejumlah negara Asia Timur akan naik di tengah krisis yang masih membelit dunia.
Pada saat bersamaan, hasil polling terbaru dunia mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia bersama India dan Brazil adalah yang paling optimis bahwa ekonomi akan semakin membaik tahun depan, dengan lebih dari tiga perempatnya memberikan dua jempol mengenai prospek ekonomi global 2013.

Tidak heran, ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri mengatakan “Indonesia adalah satu-satunya negara yang selama 2009-2012 menunjukkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi yang tidak menurun di tengah terpaan krisis ekonomi global yang belum berkesudahan sejak 2008.”

Semoga dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi di tahun 2012 ini, memberikan dampak positif bagi Indonesia dalam mengawali tahun 2013. Tetapi, ada beberapa catatan yang harus diperbaiki di tahun 2013 ini yaitu seperti pendidikan di Indonesia.
Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan OECD tahun 2012 mengeluarkan laporan tentang masalah serius dalam dunia pendidikan Indonesia.
Lembaga itu menyebut, Universitas di Indonesia gagal mengimbangi booming ekonomi. Sebagai negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi paling tinggi di dunia, tak ada satupun dari 92 Perguruan Tinggi Negeri atau 3.000 Perguruan Tinggi Swasta Indonesia, yang masuk ranking 400 perguruan tinggi terbaik dunia, versi lembaga pemeringkat terpercaya: Times Higher Education.
“Lulusan Universitas di Indonesia kurang memiliki keterampilan” kata laporan OECD sambil mengutip survey Bank Dunia, yang menyimpulkan bahwa kesenjangan antara kemampuan analisis, teknis dan prilaku, mengakibatkan 20 hingga 25 persen lulusan Universitas di Indonesia, masih membutuhkan pelatihan sebelum siap masuk ke pasar tenaga kerja.
Inilah persoalan serius: ekonomi yang tumbuh tinggi membutuhkan tenaga ahli, yang ironisnya tidak mampu dipenuhi oleh dunia pendidikan. Booming ekonomi kini terancam bom waktu bernama pendidikan.

Sumber: